geographyeducation
Minggu, 12 Juni 2016
Sabtu, 31 Januari 2015
PERHITUNGAN PANJANG SUNGAI
Perhitungan Panjang Sungai Utama, Luas DAS, Kerapatan Aliran,
Kemiringan Lereng pada Desa Sukamulya Kabupaten Subang
Diketahui :
1km =
100.000 cm
1km2 =10.000.000.000
cm2
Skala =
1:25.000
Panjang Sungai pada peta = 23 cm
Jumlah Grid (cm2) = 76
Klasifikasi Das:
·
Das Kecil, Luasnya < 5000 km2
·
Das Sedang, Luasnya 5000 – 20.000 km2
·
Das Besar, Luasnya > 20.000 km2
Klasifikasi kerapatan aliran:
·
< 1 mile/mile2 (0.62 km/km2), maka
DAS akan sering mengalami penggenangan
·
> 5 mile/mile2 (3.10 km/km2), maka
DAS akan sering mengalami kekeringan
Ditanya : a. Panjang Sungai
Utama?
b. Luas Das?
c. Kerapatan
Aliran?
Jawab :
1)
Panjang Sungai Utama
Ib = Panjang Sungai pada peta x Penyebut Skala
= 23 cm x 25.000
= 575.000 cm
= 5,75 km
2)
Luas DAS
A= Jumlah Grid (dalam cm2) x (Penyebut Skala)2
= 76 cm 2 x
(25.000)2
= 4,75 x 1010
cm2
= 4,75 km2
Jadi DAS ini adalah tergolong DAS
kecil, karena < 5000 km.
3)
Kerapatan Aliran
D =
D =
= 1,36 km/ 4,75 km2
= 0,29 km/km2
Jadi
kerapatan aliran ini termasuk: < 1 mile/mile2 (0.62 km/km2),
maka DAS akan sering mengalami penggenangan
4)
Kemiringan Lereng:
α =
x 100 %
=
x 100%
=
x 100%
= 13,5%
Minggu, 11 November 2012
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
1. Definisi
Perencanaan Pembelajaran
Memahami
definisi Perencanaan Pembelajaran dapat dikaji dari kata-kata yang
membangunnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa perencanaan adalah
proses, cara, perbuatan merencanakan (merancangkan), sementara pembelajaran
adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
Begitu
juga dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary tertulis bahwa perencanaan
adalah the act or process of making plans for something (kegiatan atau
proses merencanakan sesuatu), dan pembelajaran adalah the act of teaching
something to somebody (kegiatan mengajarkan sesuatu kepada seseorang).
Dalam
buku yang berjudul Perencanaan Pembelajaran karya Abdul Majid bahwa perencanaan
pembelajaran dibangun dari dua kata, yaitu:
1. Perencanaan, berarti menentukan apa
yang akan dilakukan.
- Pembelajaran, berarti proses yang diatur dengan langkah-langkah tertentu, agar pelaksanaannya mencapai hasil yang diharapkan.
Jadi,
perencanaan pembelajaran adalah rencana guru mengajar mata pelajaran tertentu,
pada jenjang dan kelas tertentu, untuk topik tertentu, dan untuk satu pertemuan
atau lebih.
2. Komponen
Perencanaan Pembelajaran
Menurut
buku yang berjudul Strategi Belajar Mengajar karya Syaiful Bahri Djamarah &
Aswan Zain komponen perencanaan pembelajaran terdiri dari:
1.
Tujuan
(Objective)
Tujuan
adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tujuan
dalam pembelajaran merupakan komponen yang dapat mempengaruhi komponen
pengajaran lainnya seperti bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar,
pemilihan metode, alat, sumber, dan elat evaluasi.
2.
Bahan
Pelajaran (Material)
Bahan
pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar.
Karena itu, guru yang akan mengajar pasti memiliki dan menguasai bahan
pelajaran yang akan disampaikannya pada anak didik.
3.
Metode
(Method)
Metode
adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Metode-metode mengajar mencakup:
1)
Metode
Proyek;
yaitu cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian
dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara
keseluruhan dan bermakna.
2)
Metode
Eksperimen;
yaitu cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan
mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
3)
Metode
Tugas dan Resitasi;
yaitu metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa
melakukan kegiatan belajar.
4)
Metode Diskusi; yaitu cara penyajian
pelajaran, di mana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa
pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan
dipecahkan bersama.
5)
Metode
Sosiodrama;
yaitu mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial.
6)
Metode
Demonstrasi;
cara penyajian bahan pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada
siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik
sebenarnya atau tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
7)
Metode
Problem Solving;
yaitu menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai
kepada menarik kesimpulan.
8)
Metode Karya Wisata; yaitu mengajak
siswa belajar keluar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau objek yang
lain.
9)
Metode
Tanya Jawab;
yaitu cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab,
terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.
10)
Metode
Latihan;
yaitu suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan
tertentu.
11)
Metode
Ceramah;
yaitu cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan penuturan atau
penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa.
4.
Alat
(Media)
Alat
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan
pengajaran. Misalnya: bagan, grafik, komputer, OHP, dan lain-lain.
5.
Evaluasi
(Evaluation)
Evaluasi
adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya, yang
bersangkutan dengan kapabilitas siswa guna mengetahui sebab akibat dan hasil
belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar.
Misalnya: tes tulis, lisan, praktek, dan lain-lain.
3. Pentingnya Perencanaan Pembelajaran
Meminjam
kata-kata singkat tapi sangat esensial dari buku Perencanaan Pembelajaran karya
Abdul Majid bahwa inti proses pendidikan adalah pembelajaran. Inilah
aktivitas rutin yang dilakukan guru sehari-hari. Agar program yang mereka
lakukan lebih terarah, mereka musti tahu kurikulum yang dirilis pemerintah.
Informasi dari kurikulum itulah sebagai bahan mereka untuk menyusun silabus dan
rencana pembelajaran. Guru selayaknya dapat memahami tentang semua aktivitas
teknik menyangkut pembelajaran secara baik. Tidak hanya itu, penting juga
informasi tentang standar kompetensi yang seharusnya dimiliki guru sendiri.
Untuk
mencapai tujuan pembelajaran, maka sudah pasti dibutuhkan perencanaan
pembelajaran yang baik. M. Sobry Sutikno dalam bukunya Pengelolaan Pendidikan
Tinjauan Umum dan Konsep Islami menegaskan bahwa perencanaan merupakan salah
satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan pengelolaan. Tanpa perencanaan,
pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dan bahkan kegagalan dalam
mencapai tujuan yang diinginkan.
Salah
satu lembaran kertas mutiara buku Perencanaan Pembelajaran karya Abdul
majid mengemukakan beberapa manfaat perencanaan pembelajaran dalam proses
belajar mengajar, yaitu:
- Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
- Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan.
- Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.
- Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketepatan dan kelambatan kerja.
- Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
- Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya.
Melihat
manfaat di atas, maka perencanaan pembelajaran sangat perlu dilakukan oleh para
guru, sesuai tujuannya yaitu agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan
efektif dan efisien.[1]
4. Definisi Perencanaan Pembelajaran Menurut Para
Ahli
Berikut definisi
tentang perencanaan pembelajaran:
- Branch (2002) Suatu sistem yang berisi prosedur untuk mengembangkan pendidikan dengan cara yang konsisten dan reliable.
- Ritchy Ilmu yang merancang detail secara spesifik untuk pengembangan, evaluasi dan pemeliharaan situasi dengan fasilitas pengetahuan diantara satuan besar dan kecil persoalan pokok.
- Smith & Ragan (1993) Proses sistematis dalam mengartikan prinsip belajar dan pembelajaran kedalam rancangan untuk bahan dan aktifitas pembelajaran. (1999) Proses sistematis dan berfikir dalam mengartikan prinsip belajar dan pembelajaran kedalam rancangan untuk bahan dan aktifitas pembelajaran, sumber informasi dan evaluasi.
- Zook (2000) Proses berfikir sistematis untuk membantu pelajar memahami (belajar)
Kesimpulan
dari defenisi diatas adalah bahwa perencanaan pembelajaran adalah merupakan
suatu kegiatan yang direncanakan dalam hubungannya dengan proses belajar
mengajar atau pembelajaran untuk mengembangkan, evaluasi dan pemeliharaan
situasi dengan fasilitas pendidikan guna pencapaian tujuan pembelajaran.[2]
Adapun beberapa definisi tentang
perencanaan yang rumusannya berbeda-beda satu dengan yang lainnya.
- Cuninngham misalnya mengemukakan bahwa perencanaan ialah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan digunakan dalam penyelesaiannya.
- Steller mengemukakan bahwa perencanaan adalah hubungan antara apa yang ada sekarang (what is) dengan bagaimana seharusnya (what should be) yang bertalian dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, program, dan alokasi sumber.
- Robbins merumuskan bahwa perencanaan adalah suatu cara untuk mengantisipasi dan menyeimbangkan perubahan.
Ketiga
definisi di atas memperlihatkan rumusan dan tekanan yang berbeda. Yang satu
mencari wujud yang akan datang serta usaha untuk mencapainya, yang lain
menghilangkan kesenjangan antara keadaan sekarang dengan keadaan masa
mendatang, dan yang satu lagi mengubah keadaan agar sejalan dengan keadaan
llingkungan yang juga berubah-rubah. Meskipun demikian hakikatnya ketiganya
bermakna sama, yaitu sama-sama ingin mencari dan mencapai wujud yang akan
datang, tetapi yang pertama dan kedua tidak dinyatakan secara eksplisit bahwa
wujud yang dicari itu akibat terjadinya perubahan, termasuk perubahan dalam
cita-cita.
Berdasarkan
rumusan diatas, dapat dibuat rumusan baru tentang apa itu perencanaan.
Perencanaan yakni suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat
berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna
memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. [3]
Pembelajaran
atau pengajaran menurut Degeng adalah
upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implicit dalam
pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk
mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Kegiatan ini pada dasarnya merupakan
inti dari perencanaan pembelajaran.
Konsep
pembelajaran yang dipakai dalam buku ini memiliki maksud yang sama dengan konsep
pembelajaran yang telah disusun sebelumnya (Uno, Hamzah: 1998). Dalam
hal ini istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan
(desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam
belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber
belajar,
tetapi
mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran memusatkan perhatian
pada “bagaimana membelajarkan siswa”, dan bukan pada “apa yang dipelajari
siswa”. Adapun perhatian terhadap apa
yang dipelajari siswa merupakan bidang kajian dari kurikulum, yakni mengenai
apa isi pembelajaran yang harus dipelajari siswa agar dapat tercapainya tujuan.
Pembelajaran lebih menekankan pada bagaimana cara agar tercapai tujuan
tersebut. Dalam kaitan ini hal-hal yang tidak bias dilupakan untuk mencapai
tujuan adalah bagaimana cara mengorganisasikan pembelajaran, bagaimana
menyampaikan isi pembelajaran, dan bagaimana menata interaksi antara
sumber-sumber belajar yang ada agar dapat berfungsi secara optimal.
Pembelajaran
yang akan direncanakan memerlukan berbagai teori untuk merancangnya agar
rencana pembelajaran yang disusun benarbenar dapat memenuhi harapan dan tujuan
pembelajaran. Untuk itu pembelajaran sebagaimana disebut oleh Degeng
(1989), Reugeluth (1983) sebagai suatu disiplin ilmu menaruh perhatian
pada perbaikan kualitas pembelajaran dengan menggunakan teori pembelajaran
deskriptif, sedangkan rancangan pembelajaran mendekati tujuan yang sama dengan
berpijak pada teori pembelajaran preskriptif.
Perencanaan
pengajaran merupakan suatu program yang dipersiapkan untuk mengajar peserta
didik dalam mencapai tujuan yang sudah ditentukan.
Perencanaan pembelajaran (Intructional
Design) dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yaitu:
1) perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses
adalah pengembangan pengajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus
teori-teori pembelajaran dan pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajran.
Dalam perencanaan ini akan menganalsis kebutuhan dari proses belajar dengan
alur yang sistematik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Termasuk di dalamnya
melakkukan evaluasi terhadap materi pelajaran dan aktivitas pengjaran;
2) perencanaan pengajaran sebagai sebuah
disiplin ilmu pengetahuan senangtiasa memperhatikan hasil-hasil penelitian dan
teori-teori tentang strategi pengajaran dan implementasinya dalam pembelajran;
3) perencanaan pengajaran sebagai sins (science)
adalah mengkreasi secara detail spesifikasi dari pengembangan, implementasi,
evaluasi, dan pemeliharaan terhadap situasi maupun fasilitas pembelajaran
terhadap unit-unit yang luas maupun yang lebih sempit dari materi pelajaran
dengan segala tingkatan kompleksitasnya;
4) perencanaan pengajaran sebagai realitas
adalah ide pengajaran dikembangkan dengan dengan memberikan hubungan pengajaran
dari waktu ke waktu dalam suatu proses yang kerjakan perencana mengecek secara
cermat bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan tuntutan sains dan dilaksanakan
secara sistematik;
5) perencanaan pengajaran sebagai suatu
sistem adalah sebuah susunan dari sumber-sumber dan prosedur-prosedur untuk
menggerakkan penmbelajaran. Pengembangan sistem pembelajaran melalui proses
yang sistematik selanjutnya diimplementasikan denan mengacu pada sistem
perencanaan; dan
6) perencanaan penajaran sebagai teknologi
adalah suatu perencanaan yang mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat
mengembangkan tingkah laku kognitif dan teori-teori konstruktif terhadap solusi
dari problem pengajaran.
Mengacu pada berbagai
sudut pandang tersebut, perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan
konsep pendidikan dan pengajaran yang dianut dalam kurikulum. Penyusunan
perencanaan program pengajaran sebagai sebuah proses, displin ilmu pengetahuan,
realitas, sistem, dan teknologi pembelajaran bertujuan agar pelaksanaan
pengjaran berjalan lebih lancar dan hasilnya lebih baik.
Perencanaan pembelajaran juga
perlu memperhatikan keadaan sekolah tempat pembelajaran ini berlangsung.
Terutama ketersediaan sarana dan prasarana, kelengkapan dan alat bantu
pelajaran menjadi pendukung terlaksananya berbagai aktivitas belajar peserta
didik. Guru tidak mungkin melaksanakan kegiatan pembelajarn menggunakan bak
pasir jika di sekolah tersebut tidak tersedia bak pasir yang diperlukan tersebut.
Guru juga tidak akan mungkin meminta peserta didik untuk mengamati tanaman jika
di sekolah tersebut tidak ada kebun sekolah.[4]
Konsep
perencanaan pengajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:
Perencanaan Pengajaran sebagai
teknologi
Perencanaan Pengajaran sebagai suatu sistem
Perencanaan Pengajaran sebagai sebuah disiplin
Perencanaan Pengajaran sebagai sains
Perencanaan Pengajaran sebagai sebuah proses
Perencanaan Pengajaran sebagai sebuah realitas
Perencanaan
Pengajaran juga dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran
berlangsung.
Terdapat beberapa manfaat
perencanaan pengajaran dalam proses belajar mengajar yaitu:
- Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan
- Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan.
- Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid
- Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketepatan dan kelambatan kerja.
- Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja
- Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya. [5]
[5]Majid, Abdul. Perencanaan
Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Langganan:
Postingan (Atom)